Pengelolaan Limbah secara Biologi
Halo! Pada blog kali ini kita
akan membahas pengelolaan limbah secara biologi. Bagaimana caranya? Mari kita
simak!
Masalah
pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di
Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran
tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik- pabrik dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa pengolahan terlebih
dahulu ke sungai atau ke laut, tetapi juga yang tidakkalah memegang andil baik
secara sengaja atau tidak merupakan masyarakatitu sendiri, yakni akibat air
buangan rumah tangga yang jumlahnya makinhari makin besar sesuai dengan
perkembangan penduduk maupunperkembangan suatu kota (Asmadi dan Suharno, 2012).
Menurut
P. Gintings (2002) limbah yaitu buangan yang kehadirannya tidak dikehendaki
pada suatu tempat yang berada di lingkungan dan tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah ini dapat berupa cair, padat, dan gas. Menurut PP RI No. 82 tahun 2001 limbah
cair adalah sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Limbah cair tersebut dapat berasal dari domestik dan industri. Limbah cair ini
dapat diolah melalui proses tahapan yang beragam sesuai dengan kandungan
polutan yang terkandung. Perbedaan kandungan polutan akan membutuhkan proses
pengolahan yang berbeda pula. Proses pengolahan limbah cair dapat diolah
menggunakan teknologi yang dapat dilakukan secara fisika, kimia, biologi, dan
gabungan ketiganya (Ayuningtyas, 2009).
Menurut Chandra (2006),
air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
- Air buangan rumah tangga (domestic
wastes water), misalnya air buangan bekas cucian, air bekas memasak, air
bekas mandi dan sebagainya.
2.
Air buangan kotapraja/perkotaan (municipal wastes water), misalnya air buangan
dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, selokan, restoran, tempat-tempat
umum, tempat ibadah, dan sebagainya.
3.
Air buangan industri (industrial wastes water), misalnya air limbah dari pabrik
baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.
Menurut Chandra (2006),
ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini:
1.
Karakteristik fisik
Air
limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1%
dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi anatara
100-500 mg/l. apabila volume suspensi padat kurang dari 100 mg/l, air limbah
disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut kuat.
2.
Karakteristik kimia
Air
limbah biasanya bercampr dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih dan zat organk dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, airlimbah
bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat
asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya telah mengalami proses
dekomposisi yang dapat menimbulkan bau tidak menyenangkan. Komposisi campuran
dari zat-zat itu dapat berupa:
a. Gabungan dengan
nitrogen misalnya urea, protein, atau asam amino
b. Gabungan dengan
non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.
3.
Karakteristik bakteriologis
Bakteri
patogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan E.coli . Menurut
Achmad (2008), bahwa metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang
telah dikembangkan sangat beragam. Merode ditetapkan berdasarkan parameter
fisika, kimia dan biologi yang terkandung dalam air limbah. Limbah cair dengan
kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan
yang berbeda pula. Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum
digunakan yaitu :
1.
Metode penyaringan dengan tetesan (Metode Trickling Filter)
Pada metode ini,
bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan
tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau
plastik, dengan ketebalan ± 1 – 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke
permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh
bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan
menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah.
Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut,
sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
2.
Metode lumpur aktif (Metode Activated Sludge)
Pada
metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri
aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa
jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya,
limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan,
sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi.
Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini
dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
3.
Metode kolam perlakuan (Metode Treatment ponds/ Lagoons)
Metode
treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun
prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan
dalam kolam-kolam terbuka.
Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan
berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh
bakteri aerob untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah.
Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di
kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah
terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurkan
untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.
Dampak buruk air limbah
Air limbah yang tidak dikelola
dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup dan
lingkungannya. Menurut Mulia (2005), beberapa dampak buruk tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit
penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease).
Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan
beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehata bagi mahluk hidup yang mengkonsumsinya.
Adakalanya air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang
vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke
air permukaan (misalnya: sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air
permukaan tersebut. Adakalanya, air limbah juga merembes ke dalam tanah,
sehinggamenyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka
kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai
peruntukannya.
3. Gangguan terhadap keindahan
Adakalnya air limbah mengadung
polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu
keindahan. Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila
terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari
badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
4. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan buangan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.
Pengolahan limbah cair secara biologi ialah pengolahan limbah dengan bantuan mikroorganisme untuk mendekomposisikan senyawa organik yang terkandung dalam air limbah. Prinsip dari pengolahan limbah secara biologi ialah menggunakan mikroorganisme serta media penunjang yang membantu pertumbuhan mikroorganisme itu. Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah untuk menguraikan senyawa organik yang terkandung dalam air limbah menjadi senyawa yang tidak berbahaya lagi. Oleh karena itu, limbah tidak dapat sembarangan saja dibuang, tetapi harus diolah terlebih dahulu karena jika limbah di buang begitu saja dampaknya akan merugikan ekosistem di alam ini.
Daftar Pustaka
Achmad. 2008. Kimia Lingkungan. Yogyakarta:
Andi
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Yogyakarta: Goysen Publishing.
Ayuningtyas, 2009. Proses Pengolahan Limbah Cair di RSUD Dr. Moewardi,
Surakarta. Laporan Khusus, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. 10-11.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan
Lingkungan. EGC. Jakarta
Ginting,
P. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar
Harapan.
Mulia,
R.M. 2005. Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pemerintah Republik Indonesia, 2001. Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 Tentang
Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Jakarta.